Like Us On Facebook

#htmlcaption1 Go UP! Pure Javascript. No jQuery. No flash. #htmlcaption2 Stay Connected

Jumat, 26 Agustus 2011

Emas Masih Jadi Investasi Menjanjikan

TEMPO Interaktif, Jakarta Sabtu, 13 Agustus 2011 | 20:41 WIB - Harga emas sebagai logam mulia memang berfluktuasi setiap hari dan bulannya. Namun, jika dihitung dalam setahun nilai emas akan selalu bertambah setidaknya sebesar 20 persen jika diinvestasikan.

Perencana Keuangan, Endy J Kurniawan, memaparkan sampai saat ini masyarakat memang masih menjadikan investasi emas sebagai sandaran mereka untuk menyimpan dana atau menambah kekayaan. Rata-rata dalam menanamkan modalnya di emas, masyarakat jarang berspekulasi dari sisi kenaikan maupun penurunan harga emas saat itu.

Meskipun saat ini harga emas turun, bisa dipastikan dalam setahun ke depan harga emas akan naik kembali."Karena tidak ada sejarahnya harga emas turun, setiap tahun pasti naik setidaknya sebesar 20 atau 25 persen," katanya ketika dihubungi, Sabtu, 13 Agustus 2011. Sejarah membuktikan bahwa selama 40 tahun belakangan, harga emas memang terus meningkat.

Endy meyakini bahwa tren investasi di sektor logam mulia bukanlah tren yang semu. Terlihat dari harga emas yang meskipun saat ini turun tipis, tetapi masih tetap terjaga di level Rp 450 ribu per gram, bahkan lebih.

Salah satu faktor yang mendorong harga emas ini tetap tinggi adalah permintaan emas yang terus meningkat setiap waktu dan belum diimbangi dengan pasokannya. Adapun tingginya permintaan emas sangat tinggi karena kesadaran masyarakat bahwa emas adalah salah satu investasi yang menjanjikan penambahan nilai secara pasti.

Saat ini, jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia saja misalnya, tingkat investasi emas di Indonesia masih tergolong cukup minim. "Ini justru harus ditingkatkan lagi," ucapnya.

Investasi di bidang logam mulia, juga perlu didorong karena bakal berdampak positif bagi perekonomian masyarakat maupun negara. Dia mencontohkan, negara besar di Asia semacam Cina dan India misalnya memiliki ketahanan ekonomi, salah satunya dikarenakan surplus ekonomi negara itu diinvestasikan kembali dalam bentuk emas baik dilakukan secara individual maupun aksi negara.

Kembali lagi ke Indonesia yang punya kondisi ekonomi cukup baik, menurut Endy, sangat pas bila masyarakat berinvestasi di logam mulia. Ia menilai investasi emas dilakukan paling singkat selama setahun agar terbaca dan terlihat kenaikannya. “Kalau terlalu singkat misal enam bulan dampaknya tidak begitu tampak," ucapnya.

Masyarakat juga diperbolehkan untuk berinvestasi emas dengan waktu yang lebih panjang, misalnya untuk biaya menunaikan ibadah haji, pendidikan, dan lainnya. Tren investasi emas bersifat tahan lama karena dari sifatnya nilai emas sepanjang sejarah tercatat tidak pernah menunjukkan penurunan yang sangat tajam. "Malah naik terus.”

Demam Investasi Emas, Baca Dulu Tips Cara Mainnya

JAKARTA Rabu, 10 Agustus 2011 13:13 wib - Meningkatnya harga emas pada level USD1.756 per ounce di tengah gejolak pasar global membuktikan bahwa komoditi ini masih menjadi instrumen investasi dengan risiko minim (safe haven).

Data Komisi Perdagangan Komoditas Berjangka Amerika Serikat (AS) menunjukkan, pembelian emas dalam satu bulan terakhir melonjak tajam hingga lebih dari 18 miliar ounce dari 8,4 miliar ounce pada tahun sebelumnya.

Penasihat keuangan dari Sica Wealth Management Jeffrey Sica menyatakan, belum terlambat untuk merengguk untung dari demam emas ini. Dia melihat, pertumbuhan sekira 20-25 persen dari logam mulia tersebut. Reuters, Rabu (10/8/2011), pun melansir tips berinvestasi dengan komoditi safe haven ini.

1. Beli dalam bentuk emas di pasar berjangka
Salah satu cara paling mudah dalam berinvestasi dengan emas adalah dengan membelinya dalam bentuk exchange-traded fund (ETF) seperti SPDR Gold Trust ETF, iShares Gold Trust, atau Market Vectors ETF Trust.

Kelebihan ETF dari instrumen modal lainnya adalah ia lebih mudah diperdagangkan dan dana yang dibutuhkan biasanya lebih rendah. Kelemahan berinvestasi dalam bentuk ETF adalah keuntungan yang didapat tidak selalu seketika dan terkadang tertinggal dari kenaikan harga emas. Risikonya adalah harga emas dapat naik dan turun sangat cepat.

2. Beli saham

Cara lain 'bermain emas' adalah dengan langsung ke sumbernya, yakni tambang emas. Sementara harga emas fisik kini meningkat, saham perusahaan tambang emas justru merosot. Namun, dalam beberapa bulan ke depan, saham-saham emas ini diproyeksikan akan menguat.

3. Beli aset emas

Orang menyimpan uang mereka dalam aset berharga seperti emas batangan. Ketika nilai mata uang jatuh, nilai emas batangan tetap. Emas fisik memiliki nilai keuntungan paling langsung. Namun, kelemahannya, para investor juga akan lebih kesulitan ketika ingin melepas aset mereka

Investasi Emas, Pilih Emas Batangan!

JAKARTA Minggu, 19 Juni 2011 09:33 wib - Selain menjadi perhiasan, sekarang ini emas sering kali dijadikan investasi oleh sebagian masyarakat di seluruh dunia lantaran memberikan imbal hasil yang lebih dibanding jika hanya menabung di bank saja.

Gold Investment Advisor Endy junaedy Kurniawan menuturkan bahwa imbal hasil tabungan tidak pernah melewati inflasi sehingga boleh dibilang tahun demi tahun daya beli masyarakat turun. Padahal tadinya niat untuk menabung supaya bisa digunakan ditahun tertentu ternyata imbal hasilnya tidak sampai.

"Artinya yang menabung, jatuhnya rugi. Nah oleh sebab itu lebih baik investasi emas karena naiknya lebih dari inflasi. Ketika kita akan menggunakannya, misalnya untuk tujuan pendidikan dan sebagainya bisa kita jual dan nilainya jauh lebih tinggi dibandingkan biaya yang diperlukan," ungkap Endy kala ditemui dalam acara acara Indonesia Finansial Expo & Forum (IIEF) 2011 di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu, (18/6/2011).

Selain itu Endy menuturkan jika ingin berinvestasi dalam bentuk emas lebih baik berinvestasi dalam bentuk emas batangan. Hal ini dikarekan jika kita berinvestasi emas dalam bentuk perhiasan emas itu hanya sebagai trend mode atau fashion saja. Ketika keluar model baru maka perhiasan yang lama akan dijual, jadi investasinya tidak dalam jangka panjang di mana sebaiknya investasi dalam bentuk emas itu sebaiknya untuk investasi dalam jangka waktu menengah hingga jangka waktu panjang.

Sementara itu, pada masa sekarang ini masyarakat di Indonesia sudah memiliki kesadaran yang cukup tinggi untuk berinvestasi dalam hal lain secara daripada menabung dibank.

"Jadi orang makin sadar bahwa menabung tidak memberikan imbal hasil yang cukup, jadi di Indonesia sendiri kesadaran untuk berinvestasi sudah mulai bagus. Cuma kalau pun emas dianggap sebagai investasi pilihan silahkan selebihnya masyarakat bisa pilih reksa dana kemudian sukuk ritel, obligasi dan sebagainya," pungkasnya.

Endy pun menuturkan dalam kurun waktu selama enam bulan jumlah nasabah bank tidak bertambah atau flat. Laporan bulan Januari 2010 jumlah simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan turun Rp40 triliun di indonesia, menurutnya ini dikarenakan kesadaran berinvestasi masyarakat yang sudah tinggi.

"Tingkat kesadaran investasi yang tinggi tersebut dikarenakan tingkat taraf edukasi masyarakat dari hari ke hari semakin tinggi dimana dengan edukasi yang terus dilakukan oleh berbagai pihak membuat orang berpikir untuk mulai memikirkan masa depan dengan mempunyai plan yang baik,"  tukasnya.
http://economy.okezone.com

"Daripada Nabung di Bank, Mending Investasi Emas"

JAKARTA Senin, 16 Mei 2011 13:28 wib - Investasi emas selalu menarik bagi sebagian orang. Berhias sambil menabung, begitu alasannya.

"Dari zaman dahulu, emas selalu menjadi investasi yang menarik karena harganya yang stabil," ujar salah satu pemilik toko emas di kawasan Cikini Gold Center Fendy Tenggara, kepada okezone, Senin (16/5/2011).

Menurutnya, meskipun dalam beberapa tahun belakangan ini harga emas terus merambat naik, berinvestasi emas khususnya jenis logam mulia seperti yang dikeluarkan PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) selalu dapat menjadi andalan jika masyarakat sedang memiliki kelebihan masyarakat

"Saya pribadi selalu menyuruh anak saya untuk membeli emas tiap bulan daripada menabung di bank. Bunga di bank itu sedikit sekali, deposito saja hanya tujuh persen setahun. Mending buat investasi emas," lanjutnya lagi.

Pedagang emas yang sudah mulai merintis usaha emas sejak 1976 ini merasa optimis tren investasi emas akan terus naik.

"Beberapa minggu ini, penjualan memang sedang menurun, tapi saya optimis ke depan masyarakat akan semakin tahu memiliki emas selalu lebih aman daripada memegang dolar atau bentuk investasi lainnya," tutupnya.
http://economy.okezone.com

Emas Bakal Diborong Jelang Lebaran

Saat ini pembeli lebih banyak mencari logam mulia batangan atau kepingan.
VIVAnews Rabu, 10 Agustus 2011, 07:37 WIB - Harga emas yang melonjak membuat pembeli belum memburu perhiasan emas di bulan puasa. Pembelian emas diperkirakan meningkat menjelang lebaran.

Pemilik toko emas 'Halim', Heru, menuturkan, meroketnya harga emas membuat pembeli takut membeli atau menjual emasnya. Ini menyebabkan tidak adanya perputaran barang di tokonya.

Hingga saat ini, penjualan emas masih sepi. Namun, mendekati lebaran penjualan akan naik sekitar 20 persen.

"Yang naik penjualan perhiasan ya, mungkin buat dipakai pas lebaran," kata Heru kepada VIVAnews.com, di kawasan Blok M Square, Jakarta, Rabu, 10 Agustus 2011.

Pembeli di tokonya sebagian besar perempuan, sehingga barang yang banyak dicari adalah perhiasan seperti kalung, cincin, liontin, dan gelang.

Pada Rabu, 10 Agustus 2011, harga emas di tokonya mencapai Rp495 ribu untuk logam mulia, dan Rp415 ribu untuk perhiasan atau emas 75 persen. Padahal, tegas Heru, dua pekan lalu harga emas masih di kisaran Rp450 ribu untuk logam mulia dan Rp380 ribu emas perhiasan.

Senada dengan Heru, pedagang emas di Blok M Square lainnya juga berpendapat saat ini penjualan masih sepi. Pemilik toko emas Mutiara, Ferry, mengatakan penjualan emas pada masa Ramadan kali ini tak sebanyak tahun lalu.

Ia menjelaskan, saat ini pembeli lebih banyak mencari logam mulia batangan atau kepingan dibandingkan dengan perhiasan. "Sekitar 70:30 perbandingannya, lebih dari separuh," tambahnya. (art)

Harga Emas Rp 500 Ribu, Pedagang Bingung

Jika harga emas terus melambung maka pedagang akan rugi. Apa sebabnya.
VIVAnews Rabu, 10 Agustus 2011, 07:37 WIB - Harga emas terus mencatat rekor seiring gejolak pasar saham akibat penurunan rating surat utang Amerika. Harga emas di Jakarta, hampir menyentuh Rp500.000 per gram, namun pedagang emas justru mengaku rugi jika harga emas terus melambung.

Seorang pedagang sekaligus pemilik toko emas 'Jaya Abadi' di pasar emas Permata Cikini, Yulia (50), mengaku menderita kerugian setiap akan melakukan pembelian stok emas kepada distributor terutama untuk Logam Mulia (LM) batangan dan kepingan.

"Rugi, barang jual terus sampai stok habis, besoknya waktu beli harga sudah beda, sudah naik terus, jadi rugi" ungkap Yulia kepada VIVAnews.com..

Sudah satu minggu ini, kata Yulia, kenaikan harga emas mencapai Rp5000-Rp8000 per gram setiap hari. Harga emas pada Selasa, 9 Agustus 2011, mencapai Rp493.000, namun harga di tokonya ini dapat berubah dalam hitungan jam saja.

"Bingung mau jual kemahalan nggak enak, jual kemurahan takut rugi, jadi bingung, kalau pembeli  jual sekarang Rp493.000 kalau sejam lagi nggak tau lagi," kata Yulia.

Bahkan, lanjut Yulia, logam mulia dari Antam juga tidak bisa memberikan harga yang pasti karena fluktuasi harga ini.

Tahun ini, kata Yulia, konsumen lebih banyak membeli logam mulia berbentuk kepingan atau batangan sementara. Sedangkan pembeli malah jarang membeli emas untuk perhiasan.

"Sudah lama perhiasan nggak laku, ongkos buatnya mahal sedangkan selisih jual belinya juga banyak, jadi lebih ke investasi logam mulia," ungkapnya.

Momen lebaran, kata Yulia, tidak berpengaruh pada jual beli emas di tokonya, terutama untuk perhiasan. Namun hal itu tidak terjadi dengan logam mulia kepingan atau batangan. "Jarang yang jual, biasanya mereka lari ke pegadaian," tuturnya.

Setelah Harga Meroket, Masihkah Emas Diburu

 Membeli emas untuk investasi jangka panjang.
VIVAnews Rabu, 10 Agustus 2011, 06:26 WIB - Harga emas terus meroket hampir menyentuh angka Rp500.000 per gram. Namun hal ini tidak menyurutkan konsumen untuk membeli emas sebagai portofolio investasi.

Pembeli emas, Sukron (29), karyawan swasta mengaku dirinya membeli logam mulia batangan maupun kepingan untuk investasi jangka panjang.

"Kalau saya investasi jangka panjang, tahunan, baru mulai tahun ini," ungkap Sukron, kepada VIVAnews.com di pasar emas Permata Cikini, Jakarta, Selasa, 9 Agustus 2011.

Logam mulia yang dimilikinya, kata Sukron, saat ini baru mencapai 10 gram. Ia memilih emas sebagai investasi karena merupakan paling stabil diantara lainnya. Jika ada kebutuhan mendesak bisa di jual atau digadai.

"Biasanya kalau harga naik dijual, tapi kalau saya sih misalnya ada kebutuhan lebih baik digadai, karena kalau dijual belum tentu dapat lagi segitu," pungkasnya.

Berbeda dengan Sukron, seorang wiraswasta, Iwan (47) mengaku membeli emas hanya untuk perhiasan meskipun pada ahirnya juga sebagai investasi.

"Dipakai saja, jarang beli kok, ini karena udah bosan saja, lumayan dulu belinya sekian, jualnya naik ternyata," kata Iwan.

Emas yang dimilikinya mencapai 80 gram berbentuk perhiasan cincin, kalung dan gelang. "Itu punya saya saja, istri saya juga ya sekitar masing-masing barang itu 10 gram," ungkap Iwan.

Fluktuasi harga seperti yang terjadi saat ini, kata Iwan, membuatnya sedikit khawatir. Namun karena niatnya bukan murni untuk investasi, ia tak terlalu menanggapi gejolak harga emas.

"Disimpan saja, kalau lagi untung ya lepas saja, lumayanlah," pungkasnya.

Beli Emas di Pegadaian Bisa Dicicil

Harga emas di Pegadaian berlaku sama untuk setiap cabang di Indonesia.
VIVAnews Jum'at, 12 Agustus 2011, 14:35 WIB - Tak hanya sebagai tempat menggadaikan emas, Pegadaian juga berfungsi sebagai tempat menjual emas. Berbeda dengan toko perhiasan, membeli emas di Pegadaian bisa dilakukan dengan cara mencicil.

Pegadaian menerima pembelian emas batang dari yang paling kecil 5 gram, 10 gram, 25 gram, 50 gram, 100 gram, 250 gram dan yang paling besar 1 kilogram. Saat ini harga emas yang ditaksir di Pegadaian sebesar Rp425 ribu per gramnya.

"Jadi kalau dipasaran menjual Rp503 ribu. Pegadaian menjual Rp480 ribu. Namun karena sekarang harga emas belum stabil harga taksiran bisa naik kalau kenaikan harga emas sudah stabil" kata staff kantor unit Pegadaian Cikini, Ulfa Hairunisah yang ditemui VIVAnews, Jumat, 12 Agustus 2011.

Untuk membeli emas, nasabah harus membawa kartu tanda penduduk (KTP), kartu keluarga, dan uang muka sebesar 30 persen dan total bunga. Ulfa mengatakan pembelian emas dapat dicicil diangsur dan juga bisa dengan uang tunai, jika diangsur minimal 3 bulan dan maksimal 36 bulan. Bunga yang dikenakan satu persen dari harga emas tiap bulannya.

"Jadi walaupun harga emas mengalami perubahan, harga cicilan masih tetap sama seperti awal konsumen mengangsur, kalau kreditnya mau 6 bulan berarti bunganya 6 persen." kata Ulfa.

Jika proses pembelian emas dengan cara mengangsur, Ulfa mengatakan emas itu masih disimpan oleh Pegadaian. "Selama pembelian cicilan emas tetap disimpan, kalau dikasih bisa lari nanti konsumennya. Tapi jika bayarnya tunai kita langsung kasih emasnya," tambahnya.

Selama masa cicilan, konsumen harus membayar tepat waktu jika tidak akan dikenakan denda. Namun, jika konsumen tidak membayar cicilan atau sudah melewati waktunya, emas tersebut nantinya akan dilelang dan uang nasabah akan dikembalikan dengan dikurangi beban denda. "Laku lelang dipotong dua persen dan kewajiban nasabahnya, selisihnya uang tersebut dikembalikan ke nasabah."kata Ulfa.

Harga emas di Pegadaian berlaku sama untuk setiap cabang di Indonesia. Harga emas itu ditentukan oleh kantor pusat dengan berpatokan harga emas di pasaran yang dilakukan tim survey.

Meski harga emas naik tinggi, hampir mencapai Rp500.000 per gram, masyarakat yang akan menggadaikan emasnya di Pegadaian belum meningkat. Masyarakat lebih banyak yang menebus emas yang digadai yang mengalami kenaikan 15 persen.(umi)

Inilah Eksportir Emas Perhiasan Terbesar RI

Sebanyak 35 persen industri perhiasan emas berkembang di wilayah ini.
VIVAnews Jum'at, 19 Agustus 2011, 17:24 WIB - Provinsi Jawa Timur (Jatim) selama ini tercatat sebagai eksportir emas terbesar di Indonesia. Di wilayah timur Pulau Jawa ini, 35 persen industri perhiasan emas tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan besar.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Jatim Soekarwo usai membuka pameran perhiasan emas Internasional Jewellery Fair (IJF) ke-16 di Hotel Shangri-La Surabaya, Jum’at 19 Agustus 2011. "Untuk ekspor emas, Jatim berada di peringkat satu, karena 35 persen industri perhiasan emas, besar di Jatim," katanya.

Dari catatan Pemerintah Provinsi Jatim diketahui bahwa ekspor emas nasional pada semester I-2011 diperkirakan mencapai US$412,99 juta, setara Rp3,72 triliun. Dari jumlah tersebut, ekspor perhiasan Jatim mencapai US$146,2 juta (Rp1,31 triliun) atau 35,4 persen dari nilai ekspor nasional.

Pada semester II-2011, ekspor emas Jatim diprediksi naik 40 persen, yakni sekitar US$200 juta (Rp1,8 triliun). Sehingga dalam setahun, total ekspor perhiasan emas Jatim diperkirakan mencapai US$350 juta (Rp3,15 triliun).

Soekarwo mengatakan, Jatim saat ini memiliki setidaknya 24 unit industri perhiasan emas skala besar dan menengah. Selain itu, Jatim juga mempunyai 1.854 unit usaha industri kecil perhiasan di sentra-sentra industri kecil perhiasan emas, perak dan batu mulia yang tersebar di beberapa kabupaten/kota.

Sejumlah daerah yang terkenal dengan sentra bisnis perhiasan emas diantaranya, Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Malang, Mojokerto, Lamongan, Pasuruan, Lumajang dan Pacitan. Usaha sektor perhiasan emas ini telah mampu menyerap tenaga kerja hingga 17.600 orang.

"Jatim sudah menjadi pusat pengrajin emas, tetapi harus ada upaya agar ada nilai tambah. Kelemahannya adalah soal desain," lanjutnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Perhiasan Emas dan Permata Indonesia (APEPI) Jeffry Thumewa menegaskan, pameran perhiasan emas yang dilaksanakan di Jatim merupakan ajang promosi para pengrajin emas, perak dan berlian. "Industri lokal harus maju, karena itu kita undang peserta dari luar negeri untuk melihat potensi bahan baku dan hasil karya pengrajin yang belum terekspos, dan menjadi tolok ukur dengan melihat trend desain di pasar internasional," katanya. Laporan: Tudji Martudji | Surabaya (adi)

Emas Menggila, Pasar Perhiasan Merana

Saat ini masyarakat hanya memborong emas batangan, bukan emas perhiasan.
Surabaya Post Jum'at, 19 Agustus 2011, 16:28 WIB - Harga emas kembali menggila. Emas batang di pasar dunia mencetak rekor baru di posisi US$1.829 per ounce atau sekitar Rp523.000 per gram, asumsi Rp8.900 per dolar AS.

Di Indonesia, emas batangan 1 gram telah mencapai Rp542 ribu (logammulia.com), sedangkan batangan 5 gram, harganya Rp510 ribu per gram.

Kekhawatiran terjadi double dip (resesi ganda) di Amerika Serikat dan zona Eropa memecut investor meninggalkan pasar saham dan beralih berburu emas. Buntutnya, pagi ini pasar modal di seluruh belahan dunia pun ‘terbakar’.

Ironisnya, saat produsen emas batangan berpesta, produsen perhiasan harus gigit jari karena penjualannya terkoreksi lebih dari 40 persen. Tahun ini pun menjadi tahun ke-enam melorotnya penjualan perhiasan sejak 2005.

"Industri perhiasan kita terus turun tiap tahunnya, sejak pertama kali harga emas naik tinggi 2005 lalu, sampai tahun ini penjualan perhiasan turun 30-40 persen," kata General Manager PT Hartono Wira Tanik, produsen perhiasan emas, David Hermanto, pada pembukaan Surabaya Internasional Jewellery Fair (SIJF), di Hotel Sangri La Surabaya, Jumat 19 Agustus 2011.

Menurut David, masyarakat saat ini lebih berminat terhadap emas batangan dengan tujuan investasi. Sementara untuk perhiasan emas, pasarnya terus berkurang. Dia menjelaskan, perhiasan emas memiliki kekurangan sebagai instrumen investasi karena nilainya berkurang akibat pemakaian sehari-hari, serta pemotongan biaya desain atau produksi.

"Sebenarnya kalua dilihat total, konsumsi emas di Indonesia sekitar 38 ton, tapi mayoritas batangan, bukan perhiasan,” katanya.

Hal senada diungkapkanLeo Hadi Loe, Ketua panitia SIJF sekaligus wakil World Gold Council. "Orang terus memburu emas batangan, tujuannya untuk investasi," katanya.

Bahkan Leo mengungkapkan, ketika ada pameran emas, stand yang paling ramai adalah penjualan emas batangan. "Antreannya sudah seperti sembako," katanya.

Manajer Pemasaran PT Untung Bersama Sejahtera, Catur R Limas, juga mengungkapkan hal yang sama, harga emas selama 15 tahun terakhir sudah naik 15 kali. Bahkan untuk mendapatkan emas, produsen perhiasan pun harus inden satu sampai dua pekan. “Harganya pun luar biasa mahal," ujarnya.

Tingginya peminat emas batangan, membuat para produsen perhiasan emas mulai mengalihkan, bahkan fokus terhadap logam perhiasan lainnya yakni perak dan berlian.

"Melihat kemampuan masyarakat dalam membeli perhiasan emas yang terus turun, kami mulai fokus ke perak,” katanya. "Tidak hanya Indonesia saja, kondisi ini juga diikuti negara seperti Cina, Korea sampai negara-negara timur tengah."

Langkah pengalihan ini ternyata juga berdampak, karena harga perak akhirnya juga naik sekitar 200 persen. Namun harga perak tetap jauh lebih murah. Harga perak berkisar Rp25 ribu-Rp40 ribu per gram. sementara tahun lalu harga perak masih berkisar Rp11 ribu, dan pada 2008-2009 masih Rp5.000 per gram. (Surabaya Post, Rista Rama Dani)

Negara Penguasa Emas di Dunia

Emas jadi primadona di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat krisis AS dan Eropa.
VIVAnews Jum'at, 19 Agustus 2011, 06:03 WIB - Amerika Serikat boleh saja mengalami penurunan peringkat surat utang oleh lembaga pemeringkat internasional, Standard & Poor's. Namun, Negeri Paman Sam tersebut hingga saat ini tercatat sebagai negara dengan cadangan emas terbanyak di jagat bumi.

Berdasarkan data resmi Lembaga Moneter Internasional atau IMF seperti dikutip World Gold Council, laporan kepemilikan emas beberapa negara di dunia ini dikeluarkan pada Agustus 2011 dengan periode kepemilikan sampai Mei atau Juni 2011.

Dalam laporan tersebut IMF mengungkapkan, daftar kekayaan emas negara ini tidak menyebutkan seluruh negara yang ada di dunia. Selain karena keterlambatan penyerahan laporan kepemilikan emas selama enam bulan, ada juga negara yang memang sengaja tidak melaporkan jumlah kepemilikan emas mereka.

Jumlah kepemilikan emas ini menunjukkan porsi dari nilai emas terhadap cadangan devisa sebuah negara. Untuk menghitung porsi tersebut, World Gold Council menggunakan data harga emas pada Juni 2011 sebesar US$1.505,50 per troy ounce.

Dari laporan terakhir yang dipublikasikan IMF, cadangan emas di dunia mencapai 30.700,1 ton. Wilayah Eropa tercatat memiliki cadangan kekayaan berupa emas sebanyak 10.792,5 ton.

Saat ini, Amerika Serikat masih tercatat sebagai pemilik emas terbesar di dunia. AS diketahui memiliki cadangan emas seberat 8.133,5 ton. Jumlah tersebut mencerminkan 74,2 persen cadangan devisa negara pimpinan Barack Obama tersebut.

Di posisi kedua, Jerman yang terancam mengalami pertumbuhan ekonomi stagnan pada kuartal III-2011, memiliki cadangan emas seberat 3.401 ton. Emas tersebut mencerminkan 71,4 persen dari cadangan devisa dari negara yang memproduksi mobil sedan Mercedes Benz itu.

Kendati bukan sebuah negara, IMF ternyata mencatat kepemilikan emas sebanyak 2.814 ton. Dengan volume emas seberat itu, IMF masuk dalam jajaran tiga besar penguasa emas di jagat bumi.

Dua negara yang berada di posisi keempat dan kelima merupakan negara yang berasal dari Eropa. Sama dengan Jerman, kedua negara ini juga tengah dihadapkan pada krisis utang yang melanda benua biru tersebut.

Pada posisi keempat, IMF mencatat Italia memiliki cadangan emas sebanyak 2.451,8 ton. Jumlah emas tersebut menunjukkan 71,2 persen dari porsi cadangan devisa negara Pizza tersebut.

Sementara itu, menguntit di posisi kelima adalah Prancis. Sebagai ketua kelompok negara G-20 tahun 2011, Prancis memiliki cadangan emas sebanyak 2.435,4 ton. Jumlah tersebut menunjukkan 66,2 persen dari cadangan devisa negara mode itu.

Untuk wilayah Asia, sejumlah negara yang masuk dalam jajaran 10 besar penguasa emas dunia terdapat nama-nama seperti China sebanyak 1.054,1 ton dan Jepang 765,2 ton.

IMF juga mencatat Indonesia saat ini memiliki emas sebanyak 73,1 ton. Emas tersebut diketahui menyumbang porsi cadangan emas Indonesia sebesar 3,1 persen. Dengan cadangan tersebut, Indonesia berada pada posisi 38 dunia mengalahkan negara Asia Tenggara lain seperti Malaysia sebanyak 36,4 ton.

Tips Investasi Emas Bagi Pemula

Berikut tips dari pedagang emas di kawasan Blok M Jakarta.
VIVAnews Rabu, 24 Agustus 2011 - Harga emas terus melambung, membuat banyak orang tertarik berinvestasi emas, khususnya logam mulia (LM) karena berharap dapat meraup keuntungan tak sedikit.

Ingin mencoba? Berikut tips dari pedagang emas di kawasan Blok M Jakarta, khususnya bagi masyarakat pemula yang akan berinvestasi emas.

Pedagang emas, Rozik (29), mengatakan bagi pemula lebih baik berinvestasi di LM dibanding perhiasan, karena harga LM cenderung lebih stabil dan tidak ada potongan yang besar ketika akan dijual kembali.

"Yang pasti logam mulia, minimal 25 gram. Sebab, kalau yang kecil-kecil jatuhnya lebih mahal, kalau punya uang mending yang 100 gram, soalnya jatuhnya lebih murah, bisa beda Rp35 ribu per gramnya dengan yang kecil," kata pemilik Toko Mas Roma, Rozik, kepada VIVAnews.com di tokonya, kawasan Blok M, Jakarta, Selasa, 23 Agustus 2011.

Investasi emas, kata Rozik, itu mudah. Jika harga emas turun, segera beli, kemudian ketika harga emas itu naik, segera jual. "Tapi jangan hanya sebentar, minimal enam bulan lah," ungkapnya.

Lalu, jika pemilik emas memerlukan uang dalam waktu mendadak, Rozik menyarankan untuk menggadaikannya. Terutama jika orang itu masih suka dengan emas miliknya dan masih ingin memiliki mes,kipun harga gadai selalu jauh dari harga jual pasaran.

"Tapi kalau nggak perlu uang, ya disimpan saja di rumah atau di safety deposit box, di bank-bank pemerintah lebih aman karena jaminannya kan pemerintah, biayanya juga murah. Ada yang setahun Rp250 ribu, ada di BRI cuma Rp150 ribu," ungkapnya.

Jika harus menggadaikannya, Rozik menyarankan, digadaikan di pegadaian dengan alasan sudah terpercaya dibanding lainnya. "Kalau di pegadaian juga taksirannya lebih bagus," pungkasnya.

Sementara itu, seorang pedagang lainnya juga menyarankan untuk berinvestasi di LM bagi pemula. Namun, ia juga menegaskan itu semua tergantung pada kebutuhan masing-masing orang.

"Terserah orang, kalau mau dipakai ya perhiasan, kalau mau investasi saja ya batangan (LM). Sebab, kalau harga naik begini lebih banyak yang ke batangan," kata pemilik 'Toko Mas Menteng', Suryani, kepada VIVAnews.com ditemui terpisah.

Untuk masyarakat yang tertarik investasi LM, kata Suryani, lebih baik minimal 100 gram dengan alasan jika di bawah itu harga jualnya akan mengikuti harga yang 100 gram artinya lebih murah.

"Misalnya, yang 100 gram itu saya jualnya Rp540 ribu per gram, saya belinya Rp530 ribu per gram, selisihnya sekitar Rp10-15 ribu saja. Tetapi kalau yang ukuran lima gram, saya jualnya Rp560 ribu per gram, saya belinya Rp530 ribu per gram, selisihnya kan ada Rp30 ribu," ungkapnya.

Hal itu terjadi, kata Suryani, karena harga jual setiap batang emas berbeda-beda, namun harga beli kembali itu rata-rata menggunakan standar harga beli ukuran 100 gram. "Makanya saya anjurkan yang 100 gram," kata Suryani.

Sedangkan cara penyimpanannya, lanjut Suryani, pada investasi emas cukup mudah. Beberapa orang memilih menyimpannya sendiri di rumah, namun ada beberapa orang yang disimpan di safety deposit box (SDB) di bank.

"Jangan digadai, kan bayar bunga tuh, mending disimpan saja di SDB di bank, kalau butuh baru digadaikan," tuturnya.

 

Copyright @ 2013 Pergerakan Harga Emas Indonesia.

Designed by Templateiy & CollegeTalks